Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Kisah Masa SMA

CINTA LAYU SEBELUM BERKEMBANG Pernah dengar istilah cinta monyet? Pasti pernah dong! Katanya “cinta” ini kita alami saat masih berseragam. Dan biasanya nih, yang paling susah kita lupakan adalah “Cinta” di periode putih abu-abu. Aku termasuk salah satunya. Si pemilik “cinta” yang sudah layu bahkan sebelum berkembang. Aku ingat sekali, ketika kisah itu terjadi. Saat itu adalah tahun pertamaku di SMA. Aku melihatnya pertama kali pada saat masa Orientasi Sekolah. Dia, seperti cerita klasik SMA lainnya adalah salah satu kakak kelas yang juga pengurus OSIS di sekolahku. Dia cukup populer, dan aku terpesona pada pandangan pertama. Aku menyebutnya Arjuna, ya sebut saja begitu. Dia tidak terlalu tinggi, berperawakan sedang cenderung kurus, dan cukup manis, ah tidak-tidak..dia manis. Aku selalu suka melihatnya.Hari-hari selanjutnya, sudah bisa di tebak. Aku mulai membicarakannya setiap hari dengan sahabatku, meski aku tidak pernah cukup memiliki keberanian untuk mengajaknya bicara. Janganka

Flash Fiction

Kubuka perlahan pintu rumahnya, akupun melangkah masuk. Pandanganku memindai ke setiap penjuru ruangan. Itu dia, Nesa. Sejam yang lalu ia menelpon, memintaku datang. Aku tahu betul yang sedang ia rasakan. Sejak kejadian kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya, ia berubah. Tak ada lagi senyum ceria seperti dulu, terlebih lagi setelah ia tahu tunangannya menikah dengan wanita lain. Ia pun merasa hidupnya sudah tak berarti lagi. Nesa, kulihat dia terduduk sendiri dimeja makan. Tangan kanannya terlihat mengiris sepotong daging dengan sebuah pisau, sedang tangan kirinya menahannya dengan garpu. Begitu lahap dia makan, aku lega. Setidaknya ini bisa menepis kekhawatiranku yang muncul sejak tadi. Tapi, tunggu... Kenapa dia berbicara sendiri?? Ini aneh ! "Nesa, kau sedang bicara dengan siapa? Tanya ku cemas. "Eh Dea, kamu sudah datang. Ayo sini, makan bareng dengan kami," jawabnya dengan penuh senyum. Kami?? Siapa yang Nesa maksud dengan kami? Sedangkan dia duduk sendi

Sajak Cinta Sang Melati

CINTA MELATI Ketika hujan meneteskan rintiknya Ketika itu pula air mata itu mengalir Deras terhanyut bersama hujan Basahi persada yang kering kerontang Ketika hati teriris oleh tajamnya sikapmu Ketika itu pula aku berucap untuk berhenti, Berhenti tuk menyiksa diri Menghapus derita berselimut kebahagiaan Kata yang sering terucap dari bibirmu Manis, membuai hati ini ke angkasa Namun tak sadar, aku terbenam dalam keterpurukan Bersama manisnya perhatianmu Semakin dalam aku terbuai, Semakin dalam pula hati ini tergores Kau hebat, kau dipuja bak pangeran Mengapa harus memilih melati yang tumbuh dalam lumpur??? Apa karena wanginya? Atau karena putihnya? Atau mungkin karena suatu alasan yang tak bisa diungkapkan? Entahlah.. hati ini mereka-reka jawaban Namun tak jua menemukannya Tapi satu hal yang pasti, Semua ini adalah suatu kebodohan bagiku!! Eries, Dec 2013 Dreamland

Ungkapan Hati

EMBUN Setiap tetes embun yang jatuh kebumi Akan bisa menemukan jalannya sendiri Untuk sampai ke laut Tapi, tidak dengan diriku tanpamu Kau pernah menjadi kehidupan bagiku Layaknya oase ditengah padang pasir Yang mampu melenyapkan dahaga Bagi sang musafir Begitu berartinya dirimu untukku Ibarat air yang selalu meresap ke celah kecil Begitupun dirimu, Selalu ada disetiap aliran darahku Tetaplah menjadi setetes embun bagiku Yang selalu membasahi dedaunan Menyapaku setiap pagi dan memberi kesejukan Meski kau kan hilang kala mentari tlah bersinar Eries, Juli 2017

Bullying

JIWA YANG LELAH Tu..lit..tu..lit…tu..lit..tu..lit... Suara sirine itu meraung-raung memecah keheningan malam. Membuyarkan angan-anganku yang masih mengembara jauh entah kemana. Mencoba menelaah dengan teliti peristiwa yang telah terjadi beberapa menit yang lalu. Tiba-tiba raungan suara lainnya terdengar. Ya, kali ini giliran suara ambulance yang berteriak tak mau kalah dengan sirine itu. Entah kenapa keduanya terdengar seperti berbicara padaku. Seolah mereka sedang menghakimiku, mencaci maki aku, juga menertawakanku atas semua yang telah terjadi disini. Aaaarrrggghh…semua itu membuat kepalaku hampir meledak. “Selamat malam pak. Maaf, apa anda yang bernama Tommy Hadi Kusuma?” Tanya salah seorang polisi. “Ya betul, saya Tommy.” “Anda harus ikut kami ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, karena andalah orang terakhir yang terlihat bersama dengan korban.” Aku pasrah membiarkan para polisi itu memborgol tanganku, lalu menggiringku masuk kedalam truk tahanan. Sirine itu tak terde

Religi

SEMUA TERJADI ATAS KEHENDAK ALLAH Disuatu sore menjelang malam, seorang anak laki-laki yang mengenakan baju koko serba putih lengkap dengan pecinya tengah menyendiri, melamun, menyandarkan dagunya pada pagar teras sebuah surau. Pandangannya tajam, tertuju pada sekelompok anak laki-laki seusianya yang sedang asyik bermain bola dihalaman depan surau. "Faiz..kenapa kamu tidak ikut bermain dengan mereka?" kedatangan ustad Hari rupanya membuat Faiz terkejut. "Enggak ah ustad. Faiz males main..soalnya ada Andi." Jawabnya polos "Lho..memangnya kenapa dengan Andi? Kenapa kamu tidak mau bermain dengannya? Bukankah kita tidak boleh membeda-bedakan dalam berteman?" "Iya..Faiz tahu ustad, tapi Andi itu nakal. Selalu jahil dengan teman, dan kalau main pasti curang maunya menang sendiri, kalau tidak dituruti nanti bisa kena pukul sama dia." terang bocah itu dengan jujur. "Oh...jadi Andi itu nakal ya??" Ustad Hari menyimpulkan jawaban Faiz

Kekaguman

UNTUKMU PRIAKU Mengagumimu.. Cukup dg memejamkan mata Menatapmu dalam gelap Dan mendengar lirih suaramu Terlintas bayang nyata Dalam dunia yg maya Yg menawarkan kedamaian Walau itu hanya semu Matamu, senyummu, dan segalanya Membuatku buta Meski menolaknya, tetap saja.. Hanya membuat duniaku semakin gila Tetaplah tersenyum.. Agar dunia ini bisa terus berputar Jadi... Jangan salahkan aku jika aku mengagumimu Jangan salahkan aku jika aku menyayangimu Maka jangan kau membenciku, Jika aku takkan bisa melepasmu Salahkan lah dirimu yg terlalu mudah utk kucintai Dan ingatlah saat-saat kita saling berkasih Maka kau akan sadar, Betapa indahnya semua itu Karena kita... Hanyalah pelengkap dari sebuah ruang yg kosong Walau kisah ini sekejap, Walau kau tak dapat kuraih, Aku selalu berharap padamu Aku percaya... Akan ada terang sesudah gelap Akan ada semi setelah gugur Akan ada pelangi setelah hujan Dan..akan ada bahagia setelah tangis sedih Aku percaya ha

Kekecewaan

Betapa suram hari ini Saat aku tersadar, bahwa selama ini aku telah bermimpi Aku kecewa dg hari kemarin, sungguh.. Aku berharap.. Kemarin tak pernah ada kisah kita Tapi kau selalu bilang bahwa "Hari ini tak kan pernah ada tanpa hari kemarin" Lalu, bagaimana aku menghadapi hari esok, jika hari ini aku tersakiti?? Tak ada semangat, tak ada bekal, bahkan tak ada napas yang kurasakan Ternyata benar... aku hanya bermimpi Mimpi yg membawa rohku dalam dunia khayal, hingga aku bahagia bisa merasakan kasihmu Tanpa peduli hiruk pikuk yg menghalauku, tetap saja aku berlari meraihmu Berharap bisa mendekapmu menjadikannya pangeranku, Tapi aku salah.. Aku terbangun kan, aku terjaga Dan kini aku tersadar dari mimpi indah yang mengecewakanku.. Tanpa tahu mengapa, dimana, bagaimana, apa dan siapa dirimu.. Dirimu yg selalu kunantikan hadirnya Bersama dengan sikapmu yg dingin, yg angkuh yg tenang juga tersembunyi Tapi jg kadang buatku tertawa, buatku berharap,buatku menant

Hutang Budi

HUTANG MASA LALU "Huu..huuu..huuu...." suara tangis itu terdengar menuju arahku "Ada apa nak, kenapa kamu menangis?" tanyaku "Mama marah lagi sama aku yah." jawabnya sambil menangis tersedu-sedu. "Pasti, Anton nakal ya? Makanya mama marah." "Enggak ko yah, Anton cuma gak sengaja numpahin susu dilantai, Anton udah minta maaf sama mama, tapi mama tetep aja marah-marah" jelasnya ☀☀☀☀ Ini bukanlah yang pertama, tapi sudah yang ke sekian kalinya Anton datang padaku menangis karena dimarahi mamanya. Lusi...istriku tercinta, dulu ketika Anton masih bayi ia sangat lembut, tapi entah kenapa setahun belakangan ini, ia mulai berbeda pada buah hati kami. Lusi sering marah-marah. Suatu malam diruang keluarga, kami sedang menonton tv dan memulai perbincangan. Saat itu Anton telah tertidur di kamarnya. "Mah, kenapa kamu sekarang sering marah-marah pada Anton, kasihan kan dia menjadi ketakutan." tanya ku sambil merangkulnya mesra.

Grup Smansa Menulis

SMANSA MENULIS Grup ini adalah grup menulis pertama yang aku ikuti dan telah membawa perubahan yang besar pada diriku. Awalnya seorang teman menawariku bergabung dengan grup ini, tapi aku ragu. Bukan karena aku tidak bisa menulis, tapi karena pengetahuanku tentang menulis yang sangat minim. Ya, aku sangat suka menulis. Hobi ini aku lakukan sejak masih SMP. Aku sering menulis kejadian sehari-hariku dalam sebuah diary. Lalu berlanjut sampai SMA, perguruan tinggi, bahkan hingga sekarang. Semuanya aku tulis dalam sebuah buku, tanpa memperhatikan aturan-aturan baku tentang kepenulisan. Just like a flowing water. Jadi aku nulis seenaknya saja, itulah yang membuatku tidak percaya diri bergabung dengan grup ini. Namun seiring berjalannya waktu, aku coba untuk mengikuti alur yang ditentukan oleh grup ini. Dengan berbagai arahan dan ilmu yang diberikan oleh para senior dan narasumber, akupun menikmati kegiatan ini. Suatu tantangan tersendiri bagiku untuk membuat satu tulisan yang telah ditentuk

Me time ala emak

ME TIME "Tidaaak...kenapa kak Roy selalu menghentikan cerita saat situasinya sedang seru dan sangat menarik." ucap gadis kecil itu. "Aku hanya ingin memberi jeda sebentar, apa kau bisa membaca Alexandria?" tanya pemuda tampan yang kira-kira berumur 25th itu. "Ya, aku bisa membaca." "Bagus, kalau begitu coba baca ini!" Roy menyodorkan selembar kertas yang bertuliskan beberapa huruf pada Alexandria. 'MORPHIN3' tulisan dikertas itu. "em-ow-er-pe-ha-i-en-tiga." eja gadis lugu itu. "Ya bagus, gadis pintar. Kakak ingin kamu mengambil sebuah botol obat yang bertuliskan seperti ini." kata Roy sembari menunjuk tulisan dikertas itu. "kau tahu kan letak ruangan obat ada disebelah gereja." lanjutnya. "Tapi itu kan namanya mencuri kak." gadis itu terdiam. "Aku akan bilang pada suster kepala agar mengambilkannya untukmu." "Jangan..kau harus janji untuk tak bicara pada siapapun, ini raha

My wonder mom

Gambar
Ibu..satu kata sederhana namun berjuta makna. Ada begitu banyak kata-kata yang terlintas dibenak ini, yang jika diungkapkan pun takkan cukup menjelaskan siapa itu ibu atau seperti apa itu ibu. Yah..semua orang terlahir menjadi seorang anak, tapi tidak semua orang bisa menjadi seorang ibu. Jadi, ibu itu adalah wanita pilihan, wanita yang istimewa. Saat seorang gadis tumbuh dewasa lalu menjadi seorang ibu, saat itulah mereka sadar bahwa begitu beratnya tanggungjawab yang harus dipikul oleh seorang ibu. Namun, pernahkah kau melihat seorang ibu yang merasa keberatan dengan tanggungjawab nya itu?? Tentu tidak !! Dengan penuh pengorbanan ibu mengandungmu 9 bulan lamanya, lengkap dengan rasa pegal yang terasa diseluruh tubuhnya karena berat badannya terus bertambah. Lalu ketika kau mencoba keluar dari rahimnya, itulah perjuangan antara hidup dan matinya. Ibu rela bertukar nyawa demi kehidupanmu. Setelah itu, ibu menyusui dan menemani 2th pertamamu dengan penuh kasih sayang, hingga ibu

Kisah Arjuna

KENANGAN YANG HILANG  Waktu sudah tengah malam, hampir berganti pagi. Namun diluar sana sayup-sayup kudengar hiruk pikuk orang berlalu-lalang. Yah, itu karena ini hari Idul Fitri yang membuat semua orang tak ingin melewatkannya dengan sia-sia meski hanya sedetik. Tiba-tiba aku teringat dengan panggung wayang yang beberapa waktu lalu kulihat. Akupun mengajak Renita menonton. ☀☀☀☀ "Ramai sekali mas, tidak seperti tahun-tahun kemarin," ujar Renita. Kami berdua mencoba menerobos dan mendesak masuk ketengah lautan manusia yang memadati panggung ditengah sana. Akhirnya kamipun menemukan tempat yang agak lapang untuk kami berpijak melihat pertunjukan ini. Kunikmati wayang-wayang itu bergerak lincah lewat tangan terampil sang dalang. Dibalik kelir kulihat bayang-bayang pertempuran sengit antara Werkudara dan Duryudana. Mereka mengangkat gaman andalannya masing-masing. Benturan antara Gada Lambitasari dan Gada Lukitasari mengeluarkan nyala api bak kilat. Werkudara lengah, ia t

Kisah Arjuna

SANG PENDAMPING ARJUNA "Bang, pelan-pelan ya jalannya!" Sengaja kuperintahkan abang becak untuk memperlambat laju rodanya agar aku bisa menikmati indahnya pemandangan desa ini. Desa tempat kelahiranku yang 5th sudah kutinggalkan demi mencari ilmu di negeri orang. Pandanganku menyapu ke segala arah di sekelilingku. Sungguh asri, dengan latar belakang pegunungan diujung selatan sana. Tak banyak yang berubah disini, hanya saja beberapa bangunan rumah yang tampak asing bagiku. "Bang,tolong berhenti disebelah sana." Ku arahkan telunjukku pada segerombolan orang-orang yang tengah berkumpul di lapangan desa. "Tunggu ya bang, saya ingin melihat-lihat sebentar." Kakiku melangkah menuju ke lapangan. Orang-orang itu mengerumuni sebuah panggung yang cukup besar. Panggung itu sedang ditata. Kelir putih yang membentang dari ujung ke ujung panggung juga debog yang  ada dibawahnya mendominasi tampilan. Blencong listrik pun telah dipasang tergantung didepan atas